Kawat Bronjong Cegah Longsor
Bronjong atau disebut juga gabion, merupakan sebuah keranjang, kandang ataupun silinder yang berisi batu, beton, atau tanah dan pasir yang digunakan sebagai pondasi dari sebuah bangunan seperti rumah, gedung, taman, hingga jalan raya. Karena sifatnya yang fleksibel namun keras dan memiliki pori – pori, bronjong dapat menyerap angin, gelombang serta air melewati pori – porinya. Sifatnya yang keras menjadikan bronjong sebagai fondasi yang kuat untuk bangunan. Bronjong atau gabion berasal dari Bahasa Italia kuno yaitu gabbione yang berarti kAndang besar. Sekitar 7000 tahun yang lalu, orang – orang Mesir menggunakan bronjong sebagai penahan air agar sungai Nil tidak membanjiri pemukiman. Pada perang dunia pertama, bronjong digunakan sebagai pelindung para tentara dari ledakan bom granat atau tembakan peluru musuh. Seiring dengan perkembangan zaman, bronjong menjadi salah satu dekorasi rumah atau gedung. Bahkan, pelukis terkenal asal Italia yang bernama Leonardo da Vinci, menggunakan bronjong sebagai konstruksi dasar kastil San Marco di kota Milan.
Fungsi Dari Kawat Bronjong
Fungsi bronjong di antaranya adalah melindungi dan memperkuat struktur tanah di sekitar tebing agar tidak terjadi longsor, tepi sungai, dan tepi tanggul. Bronjong juga bisa digunakan sebagai pembentuk bendungan untuk meningkatkan volume air sungai. Bagian tepi sungai bisa mengalami erosi akibat arus sungai yang deras dan terus-menerus terjadi. Di sini, bronjong akan berfungsi sebagai penjaga area tepi sungai dari arus sungai sehingga bantaran sungai tidak akan mudah hancur.
Kekuatan Kawat Bronjong
Pada dasarnya kawat bronjong sangat kuat, namun kekuatannya ini bisa juga berkurang karena pengaruh oleh keadaan sekitar. Misalnya saja untuk bronjong yang dipasang di tepi sungai, jika ada sampah-sampah kecil yang masuk ke dalam bronjong bersama dengan air sungai, tentu kekuatannya akan berkurang dan akan lebih mudah rusak. Arus sungai yang deras juga bisa mengikis batu-batu pengisi bronjong. Cara pemasangan dan pemeliharaan bronjong itu sendiri juga bisa mempengaruhi kekuatannya.
Kawat bronjong ada yang berukuran tebal sehingga harus dianyam menggunakan mesin dan ada juga kawat yang berukuran sedang sehingga masih bisa dianyam menggunakan tangan. Kawat yang bisa dianyam menggunakan tangan ini memiliki ketebalan 2,7 mm dengan tepian 3,4 mm. Kawat ukuran ini adalah yang paling sering digunakan untuk membangun rumah.
Keunggulan Kawat Bronjong
Dibandingkan dengan konstruksi penahan lainnya seperti yang terbuat dari beton, bronjong memiliki beberapa keunggulan tersendiri. Pertama, bronjong bersifat fleksibel sehingga bisa mengikuti pergerakan tanah yang ada di bawahnya tanpa harus merusak konstruksi dasar.
Kedua, tumpukan batu-batu di dalam bronjong ini memungkinkan air untuk mengalir di sela-selanya sehingga tekanan tanah akan berkurang dan mengurangi resiko tanah longsor. Khususnya untuk bangunan yang berada di sekitar tebing. Ketiga, harga bronjong jauh lebih ekonomis dibandingkan dengan penahan dari beton. Kawatnya mudah didapatkan, begitu juga dengan batu-batu pengisinya. Harga yang ekonomis ini juga dipengaruhi oleh teknik pembuatan dan biaya pengiriman karena bobot kawat sangat ringan dibandingkan dengan beton.
Keunggulan berikutnya adalah bentuknya yang sederhana bisa dikerjakan tanpa menggunakan mesin berteknologi tinggi, cukup alat-alat pertukangan sederhana seperti tang dan keahlian tangan para tukang. Bobot dari kawatnya pun terbilang ringan sehingga mudah dibawa ke mana saja melalui medan apa pun.
Selain itu, kawat yang mudah dibentuk membuatnya lebih mudah diterapkan di mana saja dalam bentuk apa pun. Dibentuk lurus atau melingkar, tidak masalah. Ukurannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Terakhir dan yang paling penting, bronjong sangat ramah lingkungan karena batu alam yang digunakan sebagai bahan utamanya.