Apa yang Dilakukan Oleh Content Creator

Proses produksi konten sebagai materi promosi tidaklah singkat. Ada banyak orang yang dilibatkan, mulai dari tahap riset pasar, pencarian ide, pembuatan story board, produksi konten, hingga publikasi. Keseluruhan proses tersebut menjadi satu rangkaian kegiatan yang harus dilakukan secara berurutan. Terlewat satu tahap saja bisa membuat kontenmu kurang maksimal. Meskipun terdengar mudah, nyatanya menghasilkan konten berkualitas membutuhkan skill dan pengalaman. Bahkan, untuk menghasilkan satu materi konten saja dibutuhkan beberapa kali revisi dan penyesuaian dari social media agency jakarta. Ini karena para creator harus membuat konten yang disukai oleh audiens, bukan membuat konten atas seleranya sendiri.

Pentingnya peran content creator bahkan menjadikan banyak bisnis membuat divisinya sendiri yang terpisah dengan bagian lain. Divisi ini diisi oleh orang-orang profesional, seperti copywriter, fotografer, video editor, hingga melibatkan tim digital marketing.

 

Apa yang Dilakukan Oleh Content Creator?

Menurut Semrush, content creator mengkonseptualisasikan dan mengembangkan konten yang menarik. Biasanya sesuai dengan strategi pemasaran konten.  Tujuannya untuk menghasilkan konten yang dapat meningkatkan taffic, pengikut, atau prospek. Content creator perlu memahami konten apa yang paling sesuai untuk audiens, platform, dan strateginya.

Content creator juga perlu memahami cara kerja strategi pemasaran dan memastikan setiap konten memiliki tujuan akhir. Sama seperti pemasar, content creator sering bekerja dengan data dan pengalaman untuk mengembangkan konten yang berkualitas. Setelah memahami apa itu content creator, kamu perlu mengetahui apa saja konten yang bisa dibuat.

 

Simak penjelasannya berikut ini, ya!

1. Konten Media Sosial

Konten pertama yang bisa dibuat adalah konten media sosial. Bisa dibilang, konten media sosial adalah konten yang paling dominan.

Setiap harinya, jutaan pengguna aktif menggunakan media sosial. Ada banyak sekali konten dari seluruh dunia yang muncul dalam media sosial.

Setiap media sosial sejatinya memiliki spesialisasinya sendiri. Misalnya, Instagram yang berfokus pada konten foto, TikTok berfokus pada konten video, dan Twitter yang berfokus pada tulisan singkat.

Semua media sosial tersebut memiliki relevansi konten yang berbeda.

 

2. Konten Situs Web

Selanjutnya adalah konten untuk situs web. Situs web sebuah perusahaan biasanya berisi informasi rinci tentang produk dan layanan yang dijalankan.

Website juga berisi informasi tentang kegiatan bisnis sebuah perusahaan.

Tak jarang, banyak situs web yang juga bisa digunakan untuk melakukan transaksi secara online.

Artinya, konten yang dimuat dalam situs web adalah konten produk, aktivitas bisnis, hingga beberapa teks yang melibatkan kemampuan copywriting.

 

3. Konten Situs Blog

Jika konten web ditujukan untuk promosi produk, konten blog lebih banyak ditujukan sebagai hiburan atau solusi atas problem sehari-hari.

Konten blog bisa berisi artikel tentang berbagai info menarik, tips bisnis, karir, keuangan, berita terbaru, hingga profil artis.

Konten blog juga bisa disajikan dalam bentuk grafis dan video. Biasanya konten blog melibatkan seorang content writer.

 

Lantas, dimana konten biasanya dibagikan?

Ada beberapa platform yang sering digunakan untuk membagikan konten. Platform tersebut di antaranya:

Bioskop

Internet (blog, podcast, situs web, platform media sosial, e-book, dll.)

Acara langsung (konferensi, pertunjukan, dll.)

Media cetak (buku, brosur, majalah, kemasan, pamflet, dll.)

Radio

Smartphone (aplikasi dan akses internet)

Televisi